HUKUM TENTANG BUDAYA MENIRU
Akhir-akhir ini sebagian
besar masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, mulai lupa dengan identitas diri bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan begitu
mudahnya mereka meniru budaya dan gaya hidup negara lain, misalnya K-Pop, Rap, Hip-Hop, Punk, Harajuku, Capoeira, dan lain-lain. Bagaimana islam
menyikapi hal ini?
Dalam hikayat Abu Utsman An Nahdi, Khalifah
Umar bin Khattab pernah mengirim surat kepada Uthbah, sang walikota Azerbaijan.
Surat tersebut berisi peringatan Umar yang berbunyi:
”Wahai Utbah bin Farqad! Jabatan itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ayah dan ibumu. Karena itu kenyangkanlah kaum muslimin di negeri mereka dengan apa yang mengenyangkan di rumahmu, hindari bermewah-mewah, hindari memakai pakaian ahli syirik dan hindarilah memakai sutera.”
Teguran Umar ini berdasarkan hadis Rasulullah, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum berarti dia bagian dari kaum itu."
Peniruan (tasyabuh) budaya yang negatif adalah hal yang berbahaya. Sikap meniru juga menunjukkan lemahnya kepribadian yang gampang terombang-ambing dan mengurangi kreatifitas seseorang.
Sebagai penutup tentang budaya meniru ini, kita perlu menyimak sabda Rasulullah dalam hadits:
”Wahai Utbah bin Farqad! Jabatan itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ayah dan ibumu. Karena itu kenyangkanlah kaum muslimin di negeri mereka dengan apa yang mengenyangkan di rumahmu, hindari bermewah-mewah, hindari memakai pakaian ahli syirik dan hindarilah memakai sutera.”
Teguran Umar ini berdasarkan hadis Rasulullah, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum berarti dia bagian dari kaum itu."
Peniruan (tasyabuh) budaya yang negatif adalah hal yang berbahaya. Sikap meniru juga menunjukkan lemahnya kepribadian yang gampang terombang-ambing dan mengurangi kreatifitas seseorang.
Sebagai penutup tentang budaya meniru ini, kita perlu menyimak sabda Rasulullah dalam hadits:
“Kamu telah mengikuti sunnah
orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga
jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka.”
_____________
Diadaptasi dari:
Comments
Post a Comment
Terima Kasih Komentarnya. Salam Satu Jiwa. Damai Indonesia.